Senin, 29 Oktober 2012

Jurnalistik Online



Jurnalisme Online

Karakteriktik media online. Pahami itu, pahami pula cara menulis beritanya.

          Yang terlintas di benak kita ketika mendengar istilah jurnalisme online adalah situs-situs berita popular baik lokal maupun internasional: CNN.com, MSN.com, detik.com, kompas.com dan lainnya. Yang hampir semuanya adalah situs-situs web.
         
          Selama ini—sadar atau tidak—kita hanya memahami online dalam artian ditampilkan di sebuah situs web. Padahal 'online' mencakup berbagai tempat perkara (venue): web, email, bulletin board system (BBS), IRC, dan lainnya. Tapi tentu bukan tanpa alasan bahwa kebanyakan jurnalisme online saat ini diselenggarakan di web.
         
          Dari sekian venue di Internet, web merupakan venue yang memungkinkan penyelenggara jurnalisme online untuk menyediakan isi dengan features yang sangat kaya dengan cara paling gampang. Namun, ini tidak berarti bahwa tak ada venue lain yang dapat dipakai untuk menyelenggarakan jurnalisme online di Internet.

          Jurnalisme online menjadi berbeda dengan jurnalisme tradisional yang sudah dikenal sebelumnya (cetak, radio, TV) bukan semata-mata karena dia mengambil venue yang berbeda; melainkan karena jurnalisme ini dilangsungkan di atas sebuah media baru yang mempunyai karakteristik yang berbeda -baik dalam format, isi, maupun mekanisme dan proses hubungan penerbit dengan pengguna/ pembacanya.

          Karakteristik jurnalisme online yang paling terasa—meski belum tentu disadari—adalah kemudahan bagi penerbit maupun pemirsa untuk membuat peralihan waktu penerbitan dan pengaksesan. Penerbit online bisa menerbitkan maumpun mengarsip artikel-artikel untuk dapat dilihat saat ini maupun nanti. Ini sebenarnya dapat dilakukan oleh jurnalisme tradisional, namun jurnalisme online dimungkinkan untuk melakukannya dengan lebih mudah dan cepat.

          Karakteristik jurnalisme online yang paling popular adalah sifatnya yang real time. Berita, kisah-kisah, peristiwa-peristiwa, bisa langsung dipublikasikan pada saat kejadian sedang berlangsung. Ini barangkali tidak terlalu baru untuk jenis media tradisional lain seperti TV, radio, telegraf, atau teletype.

          Namun dari sisi penerbit sendiri, mekanisme publikasi real time itu lebih leluasa -tanpa dikerangkengi oleh periodisasi maupun jadwal penerbitan atau siaran: kapan saja dan dimana saja selama dia terhubung ke jaringan Internet maka ia mampu mempublikasikan berita, peristiwa, kisah-kisah saat itu juga. Inilah yang memungkinkan para pengguna/pembaca untuk mendapatkan informasi mengenai perkembangan sebuah peristiwa dengan lebih sering dan terbaru.

          Menyertakan unsur-unsur multimedia adalah karakteristik lain jurnalisme online, yang membuat jurnalisme ini mampu menyajikan bentuk dan isi publikasi yang lebih kaya ketimbang jurnalisme di media tradisional. Karakteristik ini, terutama sekali, berlangsung pada jurnalisme yang berjalan di atas web.

          Selain itu, jurnalisme online dapat dengan mudah bersifat interaktif. Dengan memanfaatkan hyperlink yang terdapat pada web, karya-karya jurnalisme online dapat menyajikan informasi yang terhubung dengan sumber-sumber lain. Ini berarti, pengguna/pembaca dapat menikmati informasi secara efisien dan efektif namun tetap terjaga dan didorong untuk mendapatkan pendalaman dan titik pandang yang lebih luas—bahkan sama sekali berbeda.

          Interaktivitas jurnalisme online tentu bukan hanya didukung oleh kemampuan teknologi Internet dalam menyediakan hyperlink. Teknologi Internet juga membuka peluang kepada para jurnalis online untuk menyediakan features yang memungkinkan sajiannya bersifat customized—tersaji sesuai dengan preferensi masing-masing pengguna/pembacanya; yang memungkinkan para pengguna/ pembaca berinteraksi dengan lebih cepat, lebih sering, lebih intens dengan sesama pengguna/pembaca, narasumber, bahan-bahan berita, dan jurnalisnya sendiri. Ujung-ujungnya, jurnalisme online mampu membangun hubungan yang partisipatif dengan pemirsanya.

          Dari karakteristik-karakteristik tersebut di atas tersirat bahwa jurnalisme online membutuhkan penanganan yang berbeda dalam penyelenggaraannya dan dinikmati dengan cara yang berbeda oleh para pengguna/pemirsanya ketimbang jurnalisme tradisional.

          Dalam jurnalisme tradisional, tata-tutur informasi—misalnya—disajikan secara linear kepada para pembaca/pemirsanya. Pemirsa/pembaca jurnalisme tradisional tidak bisa tidak harus mengikuti urut-urutan informasi yang telah ditentukan sebelumnya oleh penerbitnya: Dari kisah satu ke kisah kedua lalu ke kisah ketiga dan seterusnya -tanpa bisa melakukan lompatan.

          Tapi dalam jurnalisme online, tata-tutur informasi dapat disajikan sedemikian rupa secara non-linear untuk mengakomodasi 'kebebasan' pengguna/pemirsanya: Anda dapat mulai menikmati publikasi online dari kisah tearkhir lalu melompat ke kisah sebelumnya atau ke kisah yang pernah dipublikasi sekian tahun sebelumnya—bahkan ke sumber informasi yang sama sekali lain di tengah-tengah proses penikmatan informasi.

          Apa yang disebut 'kebebasan memilih' dalam media online, sebetulnya bukanlah sebuah kebebasan pilihan yang sejati melaikan ilusi memilih; sebab pada dasarnya jurnalis atau penerbit online telah terlebih dahulu menentukan opsi-opsinya (dalam prakteknya dapat berupa rujukan dengan menggunakan hyperlink). Inilah salah satu aspek yang membuat jurnalisme online dapat menyajikan informasi lebih kaya ketimbang jurnalisme tradisional.

          Sementara itu, misal yang lain, tampilan akhir dari produk jurnalisme tradisional lebih banyak ditentukan oleh rancangan dan bahan yang disediakan oleh penerbitnya; sedangkan pada produk jurnalisme online, perlengkapan (device) dan preferensi yang diset dan dimiliki oleh penggunalah yang banyak menentukan tampilan akhir produk sehingga bisa jadi tampilan produk akhir jurnalisme online berbeda-beda di depan masing-masing pengguna/pemirsanya.

          Dan sampai saat ini, secara fisik, ukuran-ukuran device yang tersedia untuk mengakses informasi secara masih cukup besar dan tidak nyaman untuk dicangking ke berbagai tempat. Anda dapat menikmati novel atau koran sambil tiduran, menonton berita TV sambil leyeh-leyeh di karpet, atau mendengarkan talk show dari sebuah stasiun radio sambil jalan-jalan dengan pesawat walkman di saku Anda. Itu semua, pada saat ini, tak dapat dilakukan ketika memirsa karya jurnalistik online: orang harus duduk di depan komputer atau membaca teks di layar sempit pesawat selular maupun PDA (personal Data Assistant) yang mampu-WAP. Meski bukan tidak mungkin di masa depan akan ditemukan device baru yang akan memberikan kenyaman yang lebih baik untuk memirsa informasi secara online.

          Di luar device pengguna, jurnalisme online—seperti halnya bentuk-bentuk komunikasi lain yang memanfaatkan media digital online- berhadapan dengan kondisi infrastruktur yang tersedia dalam jaringan komputer. Besarnya bandwidth, routing dan kualitas media jaringan komputer juga merupakan variable yang menentukan kualitas komunikasi antara device pengguna dengan device penerbit. Di samping sosiologi pengguna sasaran, faktor-faktor yang saya sebut di atas merupakan beberapa variable yang harus diperhitungkan dalam mendesain format tampilan maupun isi serta arsitektur informasi yang akan disajikan.

Senin, 22 Oktober 2012

PHOTOSHOP TUTORIAL

FOTO BERGAYA CINEMA

photoshop tutorialAda banyak sekali tehnik editing foto pada Photoshop, dan kesemua tehnik tersebut bisa digunakan untuk membentuk sebuah gaya tertentu pada foto. Tentunya, tehnik yang akan digunakan akan sangat bergantung kepada hasil akhir yang ingin dicapai. Pada tutorial kali ini kita akan mencoba membentuk sebuah foto bergaya cinematik dari foto yang biasa-biasa saja. Dan korban yang akan kita permak kali ini adalah..*..eng-ing-eng..* Alyssa soebandono!
haha..berlebihankah diriku??

Hmm..foto ini saya ambil langsung dari blognya si Alyssa yang katanya artis itu. Bukan membajak, karna udah minta ijin dulu di postingannya dia..meskipun blom dikasih ijin. :D

ok, langsung aja..tanpa basa-basi kita mulai tutorialnya..(lha itu yg diatas bukannya basa-basi!?)

step satoe : File>Open (Ctrl + O), pilih gambar yang mau dicinematikkan (duuh..bahasanya!).

photoshop tutorial

step dua : Klik pada layer background, kemudian drag ke ikon Create a New Layer di bagian bawah pada tab Layer. Langkah ini kita gunakan untuk menduplikasi layer. Bisa juga dilakukan dengan klik kanan pada layer, kemudian pilih Duplicate Layer. Langkah ini kita gunakan hanya sebagai perbandingan untuk melihat sejauh mana perbedaan layer yang telah dimanipulasi dengan objek aslinya. Setelah selesai, klik pada ikon bergambar mata pada layer background agar tidak terlihat, sehingga yang tersisa hanya layer background copy hasil duplikasi tadi.

photoshop tutorial

step tiga : Pilih layer background copy. Pada Menu, klik Image>Adjustment>Hue/Saturation. akan terpampang window baru di area kerja photoshop, set besar saturation menjadi -50. kemudian klik Ok.

photoshop tutorial
step empat : Pilih Image>Adjustment>Exposure. pada window Exposure, set nilai Exposure = +0.97, Offset = -0.0490, dan Gamma Correction sebesar = 0.78. Kemudian klik Ok.

photoshop tutorial
step lima : Duplikat lagi Background Copy, lakukan seperti yang telah dijelaskan pada step dua, sehingga menciptakan sebuah layer baru bernama Background Copy 2

photoshop tutorial
step enam : pilih layer background copy 2, kemudian pada Menu, pilih Filter>Blur>Lens Blur. Pada window Lens Blur, set nilai Radius seperti pada gambar dibawah ini, langkah ini dilakukan untuk memberikan kesan blur yang secukupnya pada gambar.

photoshop tutorial
step toejoeh : Pilih layer Background copy 2 dan klik pada ikon Add Layer Mask.

photoshop tutorial
step delapan : klik pada kotak putih di layer Background copy 2, kemudian pilih Brush Tool (B) atur nilai hardness pada brush sebesar 20 %, untuk besar brush, sesuaikan dengan gambar dibawah ini. fokuskan ditengah-tengah gambar kemudian klik. Maka kesan blur dibagian tengah akan hilang.

photoshop tutorial
step sembilan : pilih layer background copy, kemudian pada Menu, pilih Layer>Merge Down (Ctrl + E) untuk menggabungkan layer background copy 2 dengan layer background copy.

step sepuluh : Pilih layer background copy (hasil penggabungan tadi) kemudian pada menu, pilih Image>Adjustment>Color Balance. Pada window color balance, centang tanda pada Shadow kemudian set nilai cyan = -60 dan blue = +60. klik Ok.

photoshop tutorial
Daaannn..selesai! inilah hasilnya.. :D

photoshop tutorial
sebagai tambahan, berikan kesan "movie" dengan batas garis hitam di atas dan di bawah gambar. biar keliatan kaya di film beneran. :D

photoshop tutorialFINISH!!!

Kaspersky Antivirus

Download Software AntiVirus Gratis Kaspersky - Produsesn Software Antivirus Kaspersky berbaik hati menyediakan Sofware Scan Antivirus Gratis yang dapat di download di situs resmi kaspersky.
Antivirus Gratis Kaspersky ini dapat bekerja bersama software antivirus lain dan pengguna akan mendapatkan saran dari Kaspersky Lab jika perangkat ini mengalami masalah.

Selain Scan Antivirus Gratis (Kaspersky Security Scan ), Kaspersky juga menyediakan alat pembersih virus (Kaspersky virus removal tool) dan memperbaiki disk yang sudah error akibat terinfeksi virus ( Kaspersky Rescue Disk).


Jika kamu tertarik dengan antivirus gratis Kaspersky ini, langung aja kamu kunjungi http://www.kaspersky.com/virusscanner. Pada tampilan situsnya kamu akan melihat 3 pilihan untuk mendowload yaitu :
Gambar Tampilan

1. Download Kaspersky Virus Removal tool
2. Download Kaspersky Rescue Disk
3. Download Kaspersky Security Scan

Tinggal kamu klik Download software yang kamu inginkan, setelah selesai, install di PC kamu, kemudian Scan Virus, jika ada virusnya pakai Kaspersky Virus Removal tool, dan Kaspersky Rescue Disk.


Demikianlah informasi tentang
Software Antivirus Gratis Kaspersky, kami juga memuat informasi  kumpulan Software terbaru gratis pada Blog ini. Semoga bermanfaat.